Menurut Barthes semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal(things).
Untuk menganalisis makna dari tanda-tanda dalam foto berita, semiotika dengan pendekatan Roland Barthes, ia membuat sebuah model yang sistematis untuk menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus dari model ini menggaris besarkan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap ( two order of signification) :
Roland Barthes, seperti yang dikutip Fiske, (2004, h. 128) menjelaskan :
Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan signifikasi tahap ke dua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Pemilihan kata-kata kadang merupakan pilihan terhadap konotasi, misalnya kata “penyuapan” dengan “memberi uang pelicin”. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya.
Pada signifikasi tahap ke dua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi. Mitos primitif misalnya, mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa dan sebagainya. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan, dan kesuksesan.
Dalam memaknai foto, khususnya foto berita maka penulis menggunakan enam prosedur Roland Barthes yaitu, trick effects, pose, objects (objek), photogenia (fotogenia), aestheticism (estetisme), dan syntax (sintaksis) dalam memaknai foto berita pada halaman pertama surat kabar Media Indonesia.
Barthes menjelaskan keenam prosedur sebagai berikut :
Tricks Effects (manipulasi foto), memadukan dua gambar sekaligus secara artificial adalah manipulasi foto, menambah atau mengurangi objek dalam foto sehingga memiliki arti yang lain pula.
Pose adalah gesture, sikap atau ekspresi objek yang berdasarkan stock of sign masyarakat yang memiliki arti tertentu, seperti arah pandang mata atau gerak-gerik dari seorang.
Objects (objek) adalah sesuatu (benda-benda atau objek) yang dikomposisikan sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesimpulan atau diasosiasikan dengan ide-ide tertentu, misalnya rak buku sering diasosiasikan dengan intelektualitas.
Photogenia (fotogenia) adalah seni atau teknik memotret sehingga foto yang dihasilkan telah dibantu atau dicampur dengan teknik-teknik dalam fotografi seperti lighting, eksposur, printing, warna, panning, teknik blurring, efek gerak, serta efek frezzing (pembekuan gerak) termasuk disini.
Aestheticism (estetika), dalam hal ini berkaitan dengan pengkomposisian gambar secara keseluruhan sehingga menimbulkan makna-makna tertentu.
Syntax (sintaksis) hadir dalam rangkaian foto yang ditampilkan dalam satu judul, di mana makna tidak muncul dari bagian-bagian yang lepas antara satu dengan yang lain tetapi pada keseluruhan rangkaian dari foto terutama yang terkait dengan judul. sintaksis tidak harus dibangun dengan lebih dari satu foto, dalam satu foto pun bisa dibangun sintaks dan ini, biasanya, dibantu dengan caption.
Berikut tabel pemaknaan dalam teknik mengenalisis foto :
Tanda |
| Makna Konotasi |
Photogenia / | Teknis Fotografi |
|
Pemilihan lensa | Normal | Normalitas keseharian |
| Lebar | Dramatis |
| Tele | Tidak Personal, voyeuristis |
Shot size | Close up | Intimate, dekat |
| Medium up | Hubungan personal dengan subjek |
| Full shot | Hubungan tidak personal |
| Long shot | Menghubungkan subjek dengan konteks, tidak personal |
Sudut pandang | High angle | Membuat subjek tampak tidak berdaya, didominasi, dikuasai, kurang otoritas |
| Eye level | Khalayak tampil sejajar dengan subjek, memberi kesan sejajar, kesamaan, sederajat |
| Low Angel | Menambah kesan subjek berkuasa, mendominasi, dan memperlihatkan otoritas |
Tanda |
| Makna konotasi |
Pencahayaan | High key | Kebahagiaan, cerah |
| Low key | Suram, muram |
| Datar | Keseharian, realistis |
Fokus | Selective Focusing | Meminta perhatian pada unsur tertentu dalam foto |
| Depth Focusing | Semua unsur dalam foto penting |
Penempatan | Atas | Memeberi kesan subjek berkuasa |
subjek / objek | Tengah | Subjek penting |
pada bidang foto | Bawah | Subjek tidak penting |
| Pinggir | Subjek tidak penting |